KEEP ISTIQOMAH DIJALAN DAKWAH!!!

"Da'wah ini tidak mengenal sikap ganda. Ia hanya mengenal satu sikap totalitas. Siapa yang bersedia untuk itu, maka ia harus hidup bersama da'wah dan da'wah pun melebur dalam dirinya. Sebaliknya, barangsiapa yang lemah dalam memikul beban ini, ia terhalang dari pahala besar mujahid dan tertinggal bersama orang-orang yang duduk. Lalu Alloh swt akan mengganti mereka dengan generasi lain yang lebih baik dan lebih sanggup memikul beban da'wah ini." [Hasan Al Banna]

Rabu, 21 Juli 2010

ghuraba ( orang-orang asing )


Terkadang diri merasa hidup dalam suasana yang asing …

Tatkala orang lain bermewah-mewahan,

tatkala yang lain mengeruk habis keuntungan dunia

moral sudah dianggap sebelah mata

asusila merata

kesyirikan merajalela

berbagai pelanggaran terhadap syari’at agama …

***


Ada sebagian manusia di zaman ini yang masih berusaha tuk mematuhi perintah Tuhannya beserta RasulNya, menjaga diri dari setiap keburukan, meninggalkan yang haram dan syubhat, berusaha bersikap sederhana terhadap dunia, menjaga amalan-amalan sunnah dan istiqamah di atasnya… yang mana hanya sedikit sekali yang berbuat demikian…

Rugikah mereka? Sekali-kali tidak… Itulah pertanda yang telah dikabarkan melalui lisan Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam. Barang siapa yang mencoba istiqamah dalam beragama, akan merasa dirinya asing… Lihatlah sekeliling…

Sungguh beruntung orang-orang asing itu, merekalah Al Ghuraba’ yang disabdakan oleh Nabi Shalallaahu ‘alaihi wasallam…

***

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
“Artinya : Sesungguhnya Islam dimulai dengan keterasingan dan akan kembali asing sebagaimana awalnya, maka beruntunglah orang-orang yang asing (Al-Ghuraba)” (HR. Muslim)

Siapakah yang dimaksud dengan Al Ghurabaa’?

Dan dalam riwayat lain :
“Artinya : (yaitu) Orang-orang yang berbuat kebajikan ketika manusia rusak“

Dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam memegang pundakku dan bersabda, “Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau penyeberang jalan.” Ibnu Umar rodhiallahu ‘anhu berkata, “Jika kamu berada di sore hari, jangan menunggu pagi hari, dan jika engkau di pagi hari janganlah menunggu sore, manfaatkanlah masa sehat sebelum datang masa sakitmu dan saat hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Bukhari)

***

Sesungguhnya awal kedatangan Islam di dunia ini dalam keadaan asing, sebagaimana telah kita ikuti jejak kisahnya dalam Sirah Nabawi (sejarah Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam). Betapa beliau dan para sahabatnya telah bersusah payah menyebarkan Islam hingga ke seluruh penjuru bumi …

Setelah kejayaan Islam, akan datang masa saat ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya itu bersumber pada Al Qur’an dan As Sunnah dianggap asing oleh manusia, … ironisnya, termasuk oleh kaum muslimin sendiri…. :-(

Orang-orang yang berusaha mengamalkan ajaran Islam secara murni dianggap ‘sok alim’…’sok suci’… ‘sok moralis’… Menutup aurat secara syar’i dianggap sebagai aliran sesat atau terlontar julukan yang tidak sepantasnya diucapkan oleh kaum muslimin itu sendiri… Duniapun dibuat phobi pada Islam …

Namun… Agama ini senantiasa dalam penjagaanNya… Akan ada di setiap zaman, para penjaga syari’atNya… Merekalah Al Ghurabaa’… Mereka tak mesti kyiai, ustadz atau apalah sebutannya… Mereka adalah orang-orang biasa …. sama seperti manusia lainnya… Namun, yang membedakan, mereka berusaha untuk berbuat baik… saat manusia yang lainnya telah ‘rusak’, baik moral, akhlak, dan pemikirannya…

Dan ingat…. orang-orang yang terasing itu sangat sedikit sekali jumlahnya… Banyak orang yang menyelisihinya, tak sepaham dengannya, mencela dan menghinanya… :-(

Sungguh, bila kita hanya mengikuti apa kata orang tanpa menimbangnya dari segi syari’at… hanya akan menyesatkan kita dari jalanNya saja… Misalnya saat ada keinginan untuk menutup aurat, namun ragu membayang… “Apa kata orang nanti??”
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang ada di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan-Nya…” (Q.S. 6:116).

***

Ketahuilah, di akhir zaman ini, dengan semakin jauhnya kita dari zaman Nabi Shalallahu’alaihi wa sallam… mengamalkan satu sunnah dari beliau akan mendapatkan ganjaran setara dengan 50 pahala para sahabat beliau yang melakukan amalan yang sama…

Sebagaimana sabda Beliau Shalallahu ‘alaihi wasallam yang artinya:

“Sesungguhnya di belakang kalian ada suatu hari, kesabaran di dalamnya seperti memegang bara api, orang yang beramal pada hari-hari semacam ini pahalanya seperti 50 orang yang beramal seperti amalnya kalian.”

Namun… memerlukan kesabaran tuk melaksanakan amalan tersebut… seolah-olah kita memegang bara api, sangat berat karena banyak orang yang akan mencela kita…

Banyak amalan-amalan sunnah yang dapat kita kerjakan, satu per satu, sedikit demi sedikit… dan untuk mengetahuinya hanya ada satu, yaitu menuntut ilmu agama ini, dengan menghadiri pengajian, mendengarkan ceramah ataupun membaca buku-buku Islam yang bermanfaat… ^^

Semuanya tergantung pada diri kita masing-masing… Semuanya terserah pada kita, karena kitalah pelaku kehidupan masing-masing. Tak ada paksaan dalam mengamalkan ajaran agama. Namun… kita juga harus siap mempertanggungjawabkan segala amal perbuatan di dunia ini kelak di pengadilanNya…

***

Adakah kita termasuk ke dalamnya??

Tidakkah kita ingin bersama dengan mereka??

Marilah kita berusaha untuk mendalami dan menjalankan ajaran agama ini dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan tingkat kemampuan kita… Tuntutlah ilmu, hingga ajal menjemputmu…

Senin, 05 Juli 2010

Jangan Menilai Orang dari Penampilannya.


Ada sebuah kisah nyata ,tentang seorang yang berpenampilan acak-acakan.
suatu hari..! ( halah..cam dongeng aja) seorang yg berpenampilan acak- acakan pergi kerumah temannya,tempat mereka nongkrong bareng..! kegiatan yang dilakukan sama seperti anak-anak muda pada umummnya yaitu bermain gitar dan bernyanyi bersama.Walau ada yang suaranya sumbang,suara binatang ( ho..ho..) ,suara… campur deh semuanya ( nasi kale ya he..he..)
apalagi suara orang yang berpenampilan acak-acakan itu hancur lebur,kayak suara kaleng jatuh.wkwkwkwkkwkkk..

Dan setelah peristiwa itu ( halah..cam moment penting aja .) siacak-acakan mendengar kabar nga enak dari teman yang dikunjungi kemaren,bahwasanya dia tidak boleh lagi datang kerumah temannya dengan alasan keluarganya tidak suka dengan kehadiran orang yang acak-acakan ,terutama neneknya. lalu siacak-acakan pergi kerumah temannya untuk bertanya tentang kabar itu.
Sampai dirumah temannya dan bertemu lalu dia bertanya : sebenarnya ada apa,apa saya ada berbuat salah..? temannya menjawab: tidak ada yang salah,hanya nenek saya tidak suka saya berteman dengan kamu,karena kamu acak-cakan,muka serem kayak preman katanya..padahal sudah saya jelaskan semuanya pada nenek,tapi nenek tetap tidak suka,.jangan diambil hati ya friend.aku hanya menyampaikan hal yang sebenarnya, maklum namanya juga nenek-nenek oke friend.

Setelah mengetehui jawaban temennya,siacak-acakan pulang dengan hati sedikit kecewa.
dalam hati dia bertanya,apa yang salah dengan diriku.? apa karena penampilanku.?
atau karena tampangku..?
ah biarin aja... yang penting aku nga berbuat salah menurut agama dan hukum Negara.

Sebulan berlalu,masuklah pada bulan Ramadhan,dimana siacak-acakan tersebut aktif di remaja Mesjid dan dia termasuk salah satu protokol dimesjid itu.
setelah kegiatan ceramah dan sholat tarawih selesai, si acak-acakan bertemu dengan nenek temannya yang tidak suka dengan dia dimesjid itu, sinenek bertanya …anak ini temannya cucu nenek ya..? iya nek jawab siacak-acakan,lalu sinenek tersenyum dan meninggalkan siacak-acakan..sedangkan siacak-acakan bingung. dan terbengong.

Dikarenakan sering bertemu siacak-acakan di mesjid setelah sholat tharawih,si nenek jadi penasaran, ketika bertemu dihalaman mesjid itu dia langsung bertanya pada siacak-acakan. anak ini tinggal dimana? disini nek jawab siacak-acakan dengan menyebut alamatnya lengkap dengan nomor rumahnya. lalu sinenek bertanya lagi, nomor rumah itukan sipemiliknya teman nenek mengaji,itu siapanya kamu..? dia kakak tertua saya nek, kakak kandung.

mendengar jawaban siacak-acakan lalu si nenek tertawa senang dan berkata,ooo.....alah nak.. nak, kenapa kemarin-kemarin nga bilang, kalau kamu itu adiknya teman nenek. kakak kamu itu bendahara dipengajian nenek, ya sudah besok main kerumah ya…sambil berlalu pulang meninggalkan siacak-acakan. sedangkan siacak-acakan bingung sambil tersenyum dan berkata... dulu melarang, sekarang menyuruh main kerumah. ada apa dengan si nenek ini ya..? bingung jadinya.lalu siacak-acakan masuk kembali kedalam mesjid.

Cuma mengingatkan saja neh, bukan soq alim ya friend….!! ^_^

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa”. (QS.al-Hujurat:12)

MATA BISA TERTIPU ,LIHATLAH PERKATAAN DAN PERBUATANNYA BUKAN PENAMPILANNYA.

sumber : http://kisahkehidupanpemuda.blogspot.com/2010/05/jangan-menilai-orang-dari-penampilannya.html